Curah Hujan Makkah Dan Madinah Tinggi Selama Ramadhan, SHU Baitullah Lakukan Persiapan Maksimal

Berumroh di bulan Ramadhan apalagi beri’tikaf di sepuluh hari akhir bulan Ramadhan merupakan hal istimewa. Waktu, tempat, dan amalan yang dilakukan seluruhnya melipatgandakan pahala yang dilakukan.

Momen istimewa ini perlu dipersiapkan dengan baik, tidak saja dari sisi rohani namun juga jasmani terutama kebugaran fisik. Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah cuaca di Makkah maupun di madinah. Aqeel Al-Aqeel, seorang analis dari Pusat Metereologi Nasional kerajaan Arab Saudi mengatakan di acara “Ya Hala” di saluran “Rotana Khaleeja” bahwa Ramadhan tahun ini berhadapan dengan musim semi.

Di Awal Ramadhan suhu rata-rata cenderung moderat dan akan meningkat beberapa derajat di akhir Ramadhan dengan diselingi curah hujan yang tinggi di sebagian besar kota-kota di kerajaan Saudi. Ia menambahkan bahwa suhu tertinggi harian akan dicapai pada waktu dzuhur. Maka seluruh jamaah umroh  yang akan ke tanah suci di bulan Ramadhan hendaknya menyiapkan suplemen dan pendukung lain untuk menjaga kebugaran agar bisa memaksimalkan ibadah tanpa dirintangi oleh masalah kesehatan.

Menurut penuturan Direktur Biro SHU Baitullah Hj. Husni Anisah, fenomena derasnya curah hujan ini merupakan peristiwa yang langka terjadi, karena di tahun-tahun sebelumnya bulan Ramadhan selalu menjadi puncak musim panas tanpa adanya hujan sama sekali.

Ia menambahkan untuk menyiapkan jamaah menghadapi kondisi ini, SHU Baitullah menyiapkan pembekalan dan pelayanan secara total, tidak hanya menyiapkan secara rohani dengan melakukan bimbingan ibadah namun juga melakukan edukasi gizi dan kesehatan sebelum berangkat dan menurunkan tour leader khusus yang melakukan pendampingan secara medis.

Hal ini dilakukan agar 90 jamaah yang mengikuti program umrah lailatul qadr yang cukup panjang (16-18 hari) bisa mendapatkan hasil optimal dari ibadah umrah yang dilakukan.